Mereka berempat berasal dari luar kota. Yang dua ekor berasal dari kota yang sama dengan Icha. Yang dua lagi dari ibu kota.
Wah, ada-ada saja kelakuan mereka yang membuat hati Icha jengkel.
Dua alien, sebut saja I dan E. Keduanya sangat cinta dengan kekotoran, sampai-sampai sampah berserakan pun tetap dibiarkan. Nggak mikir kalo sampah itu bisa menjadi penyakit. Apalagi kalo waktu nyuci piring atau kalo nggak gitu waktu mandi, bener-bener dah joroknya keluar semua.
Wah, sampai-sampai Icha sulit buat mengungkapkan begaimana kelakuan I dan E di kost. Dandannya aja yang diperhatiin tapi ternyata mereka nggak perhatiin kebersihan sekitarnya dan hatinya. Udah nggak jujur, nggak bertanggung jawab, sok lagi. Wah, bukan tipe Icha banget.
Beda cerita dengan dua alien yang dari ibu kota itu.
Inisial D dan A. Nggak mau nyapa orang sedikit pun cewek berinisial D itu. Sok tahu banget orangnya dan nggak punya sopan santun. Contohnya, waktu adzan maghrib, Dia menghidupkan tipi keras-keras, suara adzan aja kalah sam Dia. Parah! Dan si D ini nggak mau merasakan kesusahan. Dia Cuma pengen enaknya aja. Temen udah nggak kayak temen lagi, tapi malah jadi kayak babu. Dasar alien..!!
Icha mah santai-santai aja, selama empat alien itu nggak nyenggol Icha. Tapi kalo mereka maen belakang, Icha akan siap siaga dengan peralatan tempurnya. Seperti, golok, cangkul, sabit, gergaji dan sebangsanya benda-benda tajam lainnya dah. Haahaha.
Tidur di kamar yang bersebelahan dengan mereka hanya membuat dosa. Hoho. Salah mereka juga seh, pokoknya 4 alien itu beda daripada yang lain. Turun dari planet Mistunius ercticus kali ya. Hahaha, planet aneh sama dengan penghuninya aneh banget.
Malam ini, Icha dan ketiga temen kost yang beridentitas malaikat, ada Lina, Etik, dan Momo sedang makan di kamarnya Etik. Nggak ada angin, nggak ada petir, tiba-tiba empat alien itu nyanyi-nyanyi nggak jelas yang mayoritas suaranya kayak kaleng susu tanpa isi terus digelindingin. Alias ancur!! Sempat membuat selera makan Icha dkk menurun drastis. Mending dengerin pengamen nyanyi di dalem bus masih ada nada-nadanya, lha mereka?? Datar banget, rata kaya jalan raya. Ckckck. Sabar.. Yang paling buat jengkel sih, nyanyinya pake ketawa-ketiwi lagi. Kalo ketawanya pake tata krama mah nggak masalah, yang ini nggak, ada yang bersuara seperti kuda, ayam, bebek dkk sekebun binatang dah..
Icha dkk mulai geram dengan tingkah laku mereka yang semakin hari semakin buat kost gerah. Walaupun cuaca dingin, tetep aja panas dengan hadirnya alien-alien yang bisa dibilang kewarasannya berkurang. Oh, My God!! Terselip niat untuk ngerjain mereka. Kali ini Icha tidak turun tangan, tapi diwakilkan kepada kepada Lina yang ahli dalam meracik bumbu dalam hal iseng. Hahaha. Waktu yang tepat!! Saat itu Lina sedang membersihkan got kamar mandinya dengan sapu ijuk. Melihat motor-motor mereka terparkir di garasi dan terlihat bersih, Lina langsung melancarkan aksinya, sapu ijuk tadi dioles-oleskan di jok motor alien itu. Hahaha, tahu rasa dah lu...
Pagi harinya, alien dari ibu kota yang punya motor automatic berwarna merah itu langsung teriak-teriak, kaya orang kemalingan uang semilyar aja. Lebaii..
”Huuuuuaaa, motor gue!!! Kotor napa neh??”, kata D sambil ngomel-ngomel.
Icha dkk yang mendengar dari kamar masing-masing cuma bisa ketawa ngakak. Salah sendiri jadi orang songong banget. Hohoho.
from :
cerpen ICHA
http://ponorogozone.com/only-cerpen-zone/cerpen-icha/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar