Tampilkan postingan dengan label Astronomi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Astronomi. Tampilkan semua postingan

Rabu, 20 April 2011

Ilmuwan Harvard: Alien Tidak Ada

Ilmuwan Harvard: Alien Tidak Ada
"Lingkungan mereka sangat kejam untuk sebuah kehidupan."






seorang ilmuwan terkemuka telah menyimpulkan bahwa kemungkinan besar tidak ada alien di luar sana. Itu artinya, manusia sendirian dan tak perlu buang waktu untuk berusaha menjalin kontak dengan mahluk hijau berkepala besar, misalnya.

Adalah ilmuwan senior dalam bidang astrofisika dari Universitas Harvard, AS, Dr Howard Smith yang meyakini sangat kecil kemungkinan bagi kita, manusia, untuk menemukan alien. Kalaupun iya, hampir tak masuk akal untuk membuat kontak dengan mereka. 

Penemuan 500 planet di luar tata surya atau sistem ekstrasolar yang mirip Bumi, tak lantas membuat kemungkinan bertemu alien makin besar.
Menurut Smith, planet-planet tersebut terlalu dekat dengan matahari mereka atau sebaliknya, terlalu jauh. Itu artinya, kalau tidak panas ekstrim, planet-planet itu terlalu dingin untuk mendukung adanya kehidupan. Selain itu, orbit yang tidak beraturan akan membuat temperatur tidak menentu. Itu artinya, air tak mungkin ada.

"Kita telah menemukan sebagian besar planet lain sangat jauh berbeda dengan Bumi. Juga tata surya kita. Lingkungan mereka sangat kejam untuk sebuah kehidupan," kata Smith seperti dimuat Daily Mail, Senin 24 Januari 2011.

"Informasi yang kita dapatkan mendukung fakta bahwa kita secara efektif sendirian di alam semesta."

Apa yang disampaikan Smith bertolak belakang dengan astrofisikawan, Stephen Hawking.

Menurut Hawking, ada ada miliaran galaksi di luar sana. Itu membuat keberadaan bentuk kehidupan lain selain manusia, menjadi rasional.

Demikian juga peneliti dari University of London. Baru-baru ini mereka mengeluarkan analisa bahwa ada 40.000 planet yang mingkin jadi dunia para alien.

Namun, untuk Smith, estimasi Hawking maupun penelitian University of London terlalu optimistis. "Harapan untuk melakukan kontak dengan mahluk asing dibatasi gelembung kecil angkasa di sekitar Bumi. Mungkin mencapai 1.250 tahun cahaya dari planet. Alien tak akan mungkin menerima sinyal dari Bumi dan membalas sinyal itu."

"Jeda komunikasi akan makan waktu puluhan tahun atau bahkan abad."
• VIVAnews
http://teknologi.vivanews.com/news/read/201025-doktor-harvard--alien-tak-ada--kita-sendirian

Selasa, 22 Maret 2011

Deteksi Kehidupan Alien Mars Lewat 'Kentut'

Deteksi Kehidupan Alien Mars Lewat 'Kentut'
Jika memang ada kehidupan di Mars, kita mungkin bisa menciumnya terlebih dulu.







JUM'AT, 17 SEPTEMBER 2010, 06:28 WIB


VIVAnews -- Sudah lama satelit Saturnus, Titan dan terutama Planet Mars jadi fokus pencarian kehidupan lain di luar Bumi.

Namun, jika memang ada kehidupan di Mars, kita mungkin bisa menciumnya terlebih dulu sebelum melihat eksistensinya.

Percaya atau tidak, zat kimia yang terkandung dalam bau nafas dan kentut manusia bisa menjadi media untuk mempertemukan kita dengan mikroba alien di Planet Merah itu.

Maksudnya? Kuncinya ada pada zat sulfur yang mengandung molekul methyl yang secara alami diproduksi dalam jumlah besar oleh mikroba-mikroba di Bumi -- termasuk beberapa yang menyebabkan bau tajam yang ditemukan di tubuh manusia.

Bukannya tak mungkin, mikroba yang sama berada di Mars. Inilah yang akan jadi obyek buruan misi pencarian kehidupan di Mars.

"Kendaraan rover penjelajah Mars milik NASA berikutnya akan dilengkapi sensitifitas tinggi untuk membaui kimia, yang bisa menjadi tanda kehadiran mikroba di Mars,” ujar Steven Vance dari Jet Propulsion Laboratory NASA di Pasadena, California, seperti dimuat situs ilmiah, New Scientist, 16 September 2010.

Instrumen pencium kimia itu dinamakan Tunable Laser Spectrometer (TLS) yang akan di pasangkan di rover 'Curiosity'. Rover ini dijadwalkan meluncur ke Mars pada 2012.

TLS dirancang untuk menganalisis karbon isotop pada gas methan di Mars -- untuk melacak apakah gas tersebut memiliki asal-usul biologis.

Berdasarkan hasil uji coba, TLS mampu  mendeteksi gas dengan konsentrasi di bawah 100 part per miliar.

Para ahli berencana untuk menguji sensitifitas TLS  terhadap gas lainnya yang dihasilkan oleh mikroba, seperti ethan.

“Kami sedang mendemonstrasikan kemampuannya untuk melihat tanda-tanda benda biologis dan semoga ini dapat membantu pencarian kehidupan di planet Mars.” ujar Vance.

Sementara, Kenneth Nealson dari University of Southern California, Los Angeles, meski tak tergabung dalam penelitian ini mengatakan, penemuan beberapa indikator potensial di lokasi yang sama akan mempermudah misi selanjutnya.

"Kau akan memastikan bahwa misi selanjutnya akan menghabiskan lebih banyak waktu di satu tempat," ujar Nealson

Sebelumnya seperti dimuat situs CSMonitor (CSM), di Mars terdapat lokasi yang yang kaya mineral yang disebut Nili Fossae.
Nili Fossae di Mars

Ini diduga adalah lokasi utama pencarian jejak-jejak kehidupan purba di Mars yang mungkin ada sekitar 4 juta miliar tahun yang lalu.

Dalam telaahnya, para ilmuwan menggunakan instrumen dari satelit NASA, Mars Reconnaissance Orbiter untuk mempelajari batuan lempung karbonat yang ada di permukaan Mars. Lapisan itu diduga kuat merupakan peninggalan era kuno Mars yang disebut juga Periode Noachian.

Para ilmuwan tak menyimpulkan bahwa Nili Fossae adalah bukti aktual keberadaan mahluk hidup di Mars. Baru sekedar kemungkinan.

Via :

Kamis, 17 Februari 2011

Astronom : "Alien Itu Tidak Ada..."



WASHINGTON - Seorang astronom meyakini bahwa mahluk hidup hanya ada di bumi. Tidak ada lagi mahluk lain yang hidup di alam semesta ini, kecuali di bumi.

Klaim tersebut sedikit banyak membuat kesal para pro-alien dan mereka yang bermimpi telah bertemu dengan mahluk planet lain yang diduga lebih pintar ketimbang manusia.

"Kami telah menemukan, kebanyakan planet lain dan sistem tata surya di luar bumi jauh lebih liar dan berbeda dibanding tempat tinggal kita saat ini," ujar ahli astrofisika senior dari Harvard University, Howard Smith, seperti dikutip melaluiStraits Times, Selasa (25/1/2011).

Menurut Smith, ahli astronomi, sejauh ini telah menemukan total 500 planet sepanjang jajaran tata surya. Bahkan angka itu akan berkembang menjadi miliaran planet lain yang belum terlihat.

Selain itu, lanjut Smith, kebanyakan planet ini memiliki jarak yang terlalu dekat atau terlalu jauh dengan matahari. Artinya, jarak matahari cukup berpengaruh terhadap suhu udara yang akan mendukung kehidupan mereka. Bahkan planet lainnya memiliki orbit yang tidak biasa, yang menyebabkan variasi temperatur yang lebih luas. Hal ini otomatis tidak memungkinkan adanya air.

"Hanya sedikit tata surya atau planet yang mirip dengan bumi. Artinya sangat kecil kemungkinan adanya mahluk planet dengan kecerdasan yang sama mampu membuat kontak dengan kita," ujar Smith.



From :
http://techno.okezone.com/read/2011/01/25/56/417675/56/astronom-alien-itu-tidak-ada

Intinya....
Sebelum percaya Alien itu ada, lebih baik belajar ASTRONOMI dulu...
baru gitu ikut menyelidiki apakah Alien itu ada atau tidak ada...

Rabu, 02 Februari 2011

Johny Setiawan




JAKARTA, KOMPAS.com — Kita patut berbangga setiap ada putra bangsa yang mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia. Salah satunya di bidang astronomi ada nama Johny Setiawan, yang dikenal sebagai penemu banyak planet ekstrasurya.
Dr rer nat Johny Setiawan adalah astronom asal Indonesia yang bekerja sebagai peneliti di Departemen Pembentukan Bintang dan Planet, Max Planck Institute for Astronomy di Heidelberg, Jerman. Selama tujuh tahun berkarya sebagai peneliti sejak tahun 2003, astronom yang menjuluki dirinya "astronom gokil" ini telah menemukan 15 planet ekstrasurya alias planet-planet di luar tata surya kita.
Planet terakhir yang ditemukannya adalah HIP 13044b, sebuah planet yang mengorbit bintang lansia dan minim kandungan logam, HIP 13044. Penemuan ini mampu membuka cara pandang baru tentang proses pembentukan bintang sebab saat ini diyakini bahwa bintang tua dan minim kandungan logam tak mungkin memiliki planet.

Akhir tahun 2010, penemuan HIP 13044b dinobatkan sebagai 10 penemuan sains terbaik 2010 versi majalah Times. Temuan astronom yang kini berusia 36 tahun itu bisa disejajarkan dengan temuan Gliese 581g yang merupakan asing planet mirip Bumi dan temuan para fisikawan di European Organization for Nuclear Research (CERN).

Temuan besar Johny lainnya adalah planet TW Hydrae b. Penemuannya tergolong mencengangkan sebab di antara ratusan planet ekstrasurya, tak satu pun yang mengorbit pada bintang yang berusia muda. Diketahui, TW Hydrae b mengorbit bintang TW Hydrae, bintang yang baru berusia 8-10 juta tahun, 1/500 usia matahari saat ini.

Max Planck Institute for Astronomy mengakui penemuan TW Hydrae b sebagai salah satu penemuan  spektakuler. Untuk pertama kalinya, ilmuwan berhasil menemukan secara langsung bahwa planet terbentuk dalam lingkaran cakram yang berputar pendek setelah kelahiran bintang. Penemuan itu memungkinkan kajian baru dalam pembentukan bintang dan migrasi planet.

Selain dua planet tersebut, Johny juga menemukan planet-planet lain, di antaranya HD 47536b, HD 47536c, dan HD 11014b. Planet yang ditemukannya merupakan bagian dari proyek Search for Exoplanet with Radial-velocity at MPIA (SERAM).

Ketertarikan Johny pada astronomi sudah dimulai sejak kecil ketika menonton film Star Trek. Ketertarikan mulai berkembang kala membaca buku Alam Semesta dan Cuaca. Johny kecil yang waktu itu dibesarkan di wilayah Johar Baru akhirnya mulai menggali lebih banyak tentang astronomi, termasuk di bangku sekolah.

Sekolah jenjang menengah dihabiskannya di Marsudirini, Matraman, Jakarta Timur. Mulai jenjang S-1 sampai meraih gelar doktor dihabiskannya di Jerman. Program doktor yang diraihnya dengan beasiswa dari European Southern Observatory di Keipenheuer Institute for Solar Physics Univseritas Freiburg mengantarkannya meraih predikat summa cum laude.


tentang Apakah keberadaan "alien" valid dan menggunakan UFO untuk berkunjung ke Bumi?
dan jawaban dari Johny Setiawan adalah :
"Keberadaan UFO belum dapat dipastikan secara ilmiah oleh para ilmuwan antariksa, setidaknya belum ada kesepakatan. Tentu saja banyak fenomena di Bumi yang bisa dikaitkan dengan keberadaan UFO. Namun, selama belum ada bukti yang dapat diterima semua orang secara langsung, keberadaan UFO belum dapat dipastikan.
Yang saat ini dapat dipastikan adalah adanya kemungkinan besar kehidupan di luar Bumi, sesuai dengan hasil penelitian ilmiah di bidang planet ekstrasurya dan astrobiologi. "