Tampilkan postingan dengan label Cerita Pendek Alien. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Cerita Pendek Alien. Tampilkan semua postingan

Senin, 28 Maret 2011

Untuk kalian (Alien) pendusta cinta ;-)

RABU, JANUARI 06, 2010



Biarkan! 
Biarkan aku menulis tentang perasaanku yang pernah merasakan sakitnya.
Biarkan aku menulis tentang penghianatan terhadap cinta yang tulus.
Biarkan aku membela cinta! 

Tak peduli apa yang orang lain katakan terhadap tulisanku ini.
Aku telah memaafkanmu, dan aku telah mengikhlaskanmu.
Pernah tiba-tiba kau meminta untuk semuanya berakhir, tanpa sebab yang mendasar.

Kau dan dia memang aku kenal, tapi kini semua sudah jelas, jangan lagi kau mengelak, aku mohon jangan pernah mengelak.
Jangan pernah lagi bersembunyi di balik amarah yang sesungguhnya dusta.

Maaf, aku menuliskan ini untuk siapa yah?

Mohon untuk tidak tersinggung ataupun sakit hati, karena ini bukan untuk kalian, tapi untuk Alien yang memang menyamar sebagai manusia.
Ya! Dua jenis Alien yang menyamar sebagai manusia.
Pantas saja kalian (Alien) bisa berbuat begitu, bisa mempermainkan kesetiaan dan meninggalkan cinta yang aku yakin itu semu. Karena kalian tercipta tanpa hati, hanya kepalanya saja yang besar.

Ups, maaf terlalu ekstrim kata-kataku ini.

Betapa akhirnya aku mendapat jawaban yang nyata dan benar-benar ada, ketika aku bertemu dengan seseorang yang mengalami kejadian seperti yang aku alami.
Seseorang itu berinisial 'LALBH'.
Yaitu mengalami 'Tertipu oleh Alien'
Semua jelas, dan ternyata kalian (Alien) melakukan dengan sadar, tapi tak mau mengaku bahwa kalian berhianat.

Sekali lagi jangan tersinggung membaca tulisan ini, karena tulisan ini untuk ALIEN, bukan manusia.

Sungguh kejam ketika cinta terhianati, tersakiti. Aku lelaki juga punya hati, punya rasa, ternyata kau tidak...
Kini ku sadari bahwa kau bukan yang terbaik untukku.

Sungguh, aku menyesal! 
Aku menyesal karena pernah menangis saat kau tinggalkan aku.
Aku menyesal karena mengejar-ngejar dirimu, mengemis cinta darimu.

Terima kasih ya Allah kau buka mata hatiku.
Engkau beri aku pelajaran ilmu ikhlas dan memaafkan.
Engkau sadarkan aku bahwa dia Alien.

Terima kasih ya Allah, ampuni dosa-dosaku terdahulu.

Rabu, 23 Maret 2011

4 ALIEN BIKIN DARAH TINGGI

Mikir tugas udah buat nafsu makan Icha berkurang apalagi ditambah dengan kelakuan temen kost yang membuat darah tinggi. 
Mereka berempat berasal dari luar kota. Yang dua ekor berasal dari kota yang sama dengan Icha. Yang dua lagi dari ibu kota. 
Wah, ada-ada saja kelakuan mereka yang membuat hati Icha jengkel. 
Dua alien, sebut saja I dan E. Keduanya sangat cinta dengan kekotoran, sampai-sampai sampah berserakan pun tetap dibiarkan. Nggak mikir kalo sampah itu bisa menjadi penyakit. Apalagi kalo waktu nyuci piring atau kalo nggak gitu waktu mandi, bener-bener dah joroknya keluar semua. 
Wah, sampai-sampai Icha sulit buat mengungkapkan begaimana kelakuan I dan E di kost. Dandannya aja yang diperhatiin tapi ternyata mereka nggak perhatiin kebersihan sekitarnya dan hatinya. Udah nggak jujur, nggak bertanggung jawab, sok lagi. Wah, bukan tipe Icha banget.
Beda cerita dengan dua alien yang dari ibu kota itu. 
Inisial D dan A. Nggak mau nyapa orang sedikit pun cewek berinisial D itu. Sok tahu banget orangnya dan nggak punya sopan santun. Contohnya, waktu adzan maghrib, Dia menghidupkan tipi keras-keras, suara adzan aja kalah sam Dia. Parah! Dan si D ini nggak mau merasakan kesusahan. Dia Cuma pengen enaknya aja. Temen udah nggak kayak temen lagi, tapi malah jadi kayak babu. Dasar alien..!!
Icha mah santai-santai aja, selama empat alien itu nggak nyenggol Icha. Tapi kalo mereka maen belakang, Icha akan siap siaga dengan peralatan tempurnya. Seperti, golok, cangkul, sabit, gergaji dan sebangsanya benda-benda tajam lainnya dah. Haahaha.
   
Tidur di kamar yang bersebelahan dengan mereka hanya membuat dosa. Hoho. Salah mereka juga seh, pokoknya 4 alien itu beda daripada yang lain. Turun dari planet Mistunius ercticus kali ya. Hahaha, planet aneh sama dengan penghuninya aneh banget.
Malam ini, Icha dan ketiga temen kost yang beridentitas malaikat, ada Lina, Etik, dan Momo sedang makan di kamarnya Etik. Nggak ada angin, nggak ada petir, tiba-tiba empat alien itu nyanyi-nyanyi nggak jelas yang mayoritas suaranya kayak kaleng susu tanpa isi terus digelindingin. Alias ancur!! Sempat membuat selera makan Icha dkk menurun drastis. Mending dengerin pengamen nyanyi di dalem bus masih ada nada-nadanya, lha mereka?? Datar banget, rata kaya jalan raya. Ckckck. Sabar.. Yang paling buat jengkel sih, nyanyinya pake ketawa-ketiwi lagi. Kalo ketawanya pake tata krama mah nggak masalah, yang ini nggak, ada yang bersuara seperti kuda, ayam, bebek dkk sekebun binatang dah..


Icha dkk mulai geram dengan tingkah laku mereka yang semakin hari semakin buat kost gerah. Walaupun cuaca dingin, tetep aja panas dengan hadirnya alien-alien yang bisa dibilang kewarasannya berkurang. Oh, My God!! Terselip niat untuk ngerjain mereka. Kali ini Icha tidak turun tangan, tapi diwakilkan kepada kepada Lina yang ahli dalam meracik bumbu dalam hal iseng. Hahaha. Waktu yang tepat!! Saat itu Lina sedang membersihkan got kamar mandinya dengan sapu ijuk. Melihat motor-motor mereka terparkir di garasi dan terlihat bersih, Lina langsung melancarkan aksinya, sapu ijuk tadi dioles-oleskan di jok motor alien itu. Hahaha, tahu rasa dah lu...
  
Pagi harinya, alien dari ibu kota yang punya motor automatic berwarna merah itu langsung teriak-teriak, kaya orang kemalingan uang semilyar aja. Lebaii..   
”Huuuuuaaa, motor gue!!! Kotor napa neh??”, kata D sambil ngomel-ngomel.
 Icha dkk yang mendengar dari kamar masing-masing cuma bisa ketawa ngakak. Salah sendiri jadi orang songong banget. Hohoho.


from :

cerpen ICHA 


http://ponorogozone.com/only-cerpen-zone/cerpen-icha/

Selasa, 15 Maret 2011

Pengalamanku Bersama Alien

Ini adalah kisah nyata yang saya alami beberapa tahun yang lalu yang menghebohkan orang-orang sekeliling saya bahkan membuat hubungan saya dengan istri saya sempat menegang gara-gara saya berhubungan dengan Alien.  
Walaupun saya tak melakukan perbuatan melebihi dari sekedar kenal, namun kecantikan Alien patutlah menimbulkan kecemburuan. 
Yang ada dalam benak saya pada waktu itu ingin menjadikan Alien sebagai foto model, maka untuk itu saya ajak dia ke Jakarta ditemani Ike yng masih terbilang famili dekat istri saya, sambil menyelesaikan urusan bisnis saya ajak Alien  bertemu sekelompok fotographer profesional yang biasa melakukan pertemuan disamping melakukan pemotretan sekaligus audisi. 
Pertemuan itu awalanya diadakan di sirkuit sentul yang dilanjutkan dengan acara pemotretan, ternyata banyak juga diikuti oleh wanita-wanita yang berminat menjadi foto model.  
Lumayanlah sambil cuci mata menyaksikan dandanan yang seronok dan kulit mulus. 
Tak lama kemudian, pemotretan dilajutkan di kebun raya bogor, dengan senang hati saya mengantar Alien, sekalian mencari udara segar.  
Sekitar dua jam dikebun raya, pemotretan dilanjutkan lagi ke kawasan Puncak sampai menjelang malam. Disinilah problemnya, mengikuti acara pemotretan sepanjang hari membuat badan sangat lelah, Alien pun mengalami hal yang sama.
Bersama teman2 fotographer dan model-model lain saya tawarkan untuk mencari Villa, kontak-kontak akhirnya saya dapatkan villa teman yang cukup besar, tanpa perencanaan akhirnya kami menginap di puncak. 
Tidak repot buat para  model karena memang membawa beberapa pakaian untuk pemotretan. Namun disinilah awal permasalahannya, ternyata Alien orangnya sembrono, propertinya kocar kacir di mobil saya, bercampur dengan pakaian kotor saya. 
Mengingat dari rumah izin dalam urusan bisnis dan saya juga mengajak sopir, saya tidak perlu khawatir dicurigai berbuat macam-macam, apalagi berselingkuh. Oleh karena itu saya tidak membereskan barang-barang dalam mobil yang memang biasanya dibereskan oleh istri saya.  
Namun celakanya, walaupun Alien sudah saya ingatkan agar barangnya jangan sampai ada yang tertinggal, tetap saja ada yang lolos, BH dan pembalut wanita yang tipis  tercampur pakaian kotor saya yang memang biasa saya main lempar saja kedalam bagasi. Dan itu ditemukan oleh istri saya.  
Istri tidak mengintrogasi saya, sopirlah yang menjadi sasaran amarah karena dinilai tidak mampu menjaga saya.  Wah gawat urusannya, keluarganya ikut campur, apaboleh buat perceraianpun diambang pintu, itu juga permintaan keluarganya.
Karena istri sudah dibawa keluarganya, sayapun melayangkan gugatan cerai, tidak ada beban karena memang saya tidak berbuat seperti anggapannya. 
Otak iseng masih bekerja rupanya, saya cari Ike, teman Alien yang kebetulan masih famili istri saya untuk mengurus anak saya. Mobil yang biasa dipakai oleh istri saya  dipakai ike untuk mengantar jemput anak saya. Problem anak selesai, ada yang mengurus  dan anak sayapun akrab dengan Ike, anak saya pun berharap Ike menjadi mamanya, walaupun perbedaan umur saya lebih dari 20 tahun.  
Ide gila pikir saya, apa kata keluarga istri saya kalau Ike saya nikahi.  Dan urusan anak perempuan semata wayang saya serta belanja semua diurus Ike, sayapun tidak kerepotan namun  apa yang dilakukan ike akhirnya terdengar oleh istri saya. Hebohlah keluarga besarnya walaupun gugatan cerai sudah saya layangkan, tinggal menunggu hari sidang.  Akhirnya saya beritahu keluarga besarnya sambil memohon maaf kalau saya akan segera menikah dengan keponakan istri itu bukan dengan Alien.  Namun apa yang terjadi ?. Ternyata istri saya pulang sebelum hari sidang pengadilan agama.  Terhindarlah saya harus menghadap penghulu untuk ketiga kalinya dan sayapun bernyanyi … aku pulang …lagunya sheila on 7.  Gara-gara Alien, tetapi Alien yang satu ini adalah gadis cantik, bukan mahluk  planet lain.

By : 
Doddy Poerbo
from :

Selasa, 01 Maret 2011

Sepeda Onthel Pembawa Berkah

RABU, 12 NOVEMBER 2008


Sepeda Onthel pembawa berkah
Oleh: A.Buanasari

Brukk!!!Tubuh mungil Nia terpental setelah seorang pengendara sepeda menabraknya, sialnya lagi, sekarang bajunya penuh dengan Lumpur. Sontak Nia mengarahkan pandangan kearah pemuda yang baru saja menabraknya. Maksudnya sih Nia langsung pengen ngebentak, tapi…
Oh my Good! Ini manusia apa Alien sih? Dandanan super kuno, kacamata pantat botol plus sepeda onthel lagi! Batinnya.
“eh punya mata ngga sih? Sekarang liat baju aku semuanya penuh Lumpur “
Bentak Nia dengan wajah yang memerah karena kesal. “maaf mba’ saya benar-benar ngga sengaja, saya buru-buru”jelas pemuda itu dengan terbata-bata.
“itu bukan urusan aku ya! Pokoknya gara-gara kamu sekarang aku ngga bisa ikut audisi”
“sekali lagi saya minta maaf mba”pemuda itu terus membungkuk, bak pelayan yang menjawab pertanyaan majikannya.
Dengan wajah yang masih kesal, Nia berlalu meninggalkan pemuda yang disebutnya sebagai alien itu.
***
Pagi ini masih sama seperti biasanya, Nia bangun pukul setengah enam pagi dan langsung menuju kamar mandi untuk bersiap-bersiap ke sekolah. hanya saja, wajahnya hari ini selalu saja manyum. Bahkan sampai dimeja makan pun, wajah Nia tak berubah rautnya, dia hanya memandangi makanan yang ada di depannya tanpa menyentuhnya sedikitpun.
“Gimana nih! Pasti bentar endy sama Luna nanyain tentang audisi kemarin. Aku kan malu kalau mereka tahu ternyata aku ngga ikut. Gara-gara sepeda onthel itu sih!” Nia terus saja mengumpat, dan tak bisa menghilangkan sisa-sisa kekesalannya kemarin. Dan benar saja, belum lagi Nia masuk ke gerbang sekolah, kedua teman barunya, Luna langsung menghampiri Nia dan menanyakan tentang audisinya.
“Gimana? Menang kan?” Tanya Luna dengan penuh antusias
“menang gimana! Ikut aja ngga” jawab Nia sambil terus menggerutu.
“ha!!!kamu ngga ikut? bukannya kemarin kamu bolos sekolah gara-gara audisi dance itu kan?” Endy pun ikut nimbrung dalam percakapan itu.
“iya! Tapi waktu perjalanan ke tempat audisi aku ditabrak sama UFO” terang Nia.
“Ah..yang benar kamu!masa ada UFO sih?” luna pun memperlihatkan sisi kebloonannya.
“aduh…UFO itu hanya perumpamaan, maksud aku kemarin yang nabrak tu Alien sama UFOnya alias sepeda onthelnya”Nia menjawab sambil memukulkan tangannya ke kepala, sementara Endy hanya bisa menahan tawa.
“pokoknya aku ngga akan maafin orang itu, audisi ini kan kesempatan langka”
Belum lagi mereka selesai bercakap-cakap, bel sekolah tanda pelajaran akan dimulai sudah berbunyi, mengisyaratkan agar semua anak-anak masuk ke kelasnya. 
Raut wajah Nia yang kesal tetap tidak berubah walaupun sudah berada dalam kelas. Tak satupun pelajaran yang ditangkap otaknya hari ini, semua masuk tetlinga kanan dan keluar telinga kiri. Batinnya terus saja memaki pengemudi sepeda onthel kemarin.
Walaupun Nia baru satu minggu disekolah barunya itu, tapi dia tidak mengalami kesulitan untuk beradaptasi dengan teman-teman barunya. Maklum, Nia memang dikenal sebagai Mrs.gaul disekolahnya yang lama di Bogor. Tapi karena papanya dipindah tugaskan ke Makassar, mau tidak mau dia juga harus ikut pindah ke Makassar. Awalnya, Nia sama sekali tidak suka dengan sekolah barunya di SMAN 6 Makassar. Selain agak jauh dari pusat kota, untuk menjangkaunya pun harus menggunakan sarana transportasi yang agak ajaib, “oplet” ya, selain ojek, cuma opletlah yang mendapatkan hak istimewa untuk masuk ke area SMAN 6. Bayangin aja kalau Nia, si Mrs.Gaul, harus ke sekolah dengan oplet! Apa kata Dunia?. Tapi Nia tidak punya pilihan lain, hanya itulah satu-satunya sekolah Negeri yang mau menerimanya. Untung saja ada Mang Ujang yang setiap hari mengantar Nia kesekolah dengan mobil pribadi.
***
“Nia! Ke kantin yuk…” dengan gayanya yang super centil, Luna menghampiri Nia sambil terus memainkan rambutnya.
“malas Ah!”
“ayolah…masih mikirin masalah audisi kemarin ya! Kan masih ada kesempatan lain” Endy pun datang dan ikut memaksa Nia ke kantin.
“iya, tahun depan!”jawab Nia dengan ketus
“Ayo dong Ni…biarpun kamu duduk disini sampai kiamat, itu ngga akan merubah apa-apa”
Akhirnya Nia pun mengiyakan ajakan kedua temannya, dengan bibir yang masih maju lima centimeter, Nia mengikuti kedua temannya menuju ke kantin.
“Bu! Baksonya tiga ya!” teriak Nia pada ibu kantin sambil mengacungkan ke tiga jarinya. Mereka bertiga pun duduk dengan santainya sambil bercanda, bahkan, kali ini tak Nampak lagi bibir manyum Nia yang dari tadi dipamerkannya itu. Tapi ternyata kebahagiaan itu tak berlangsung lama. Seorang cowok terjatuh pas disamping meja Nia, dan yang lebih sial lagi, minuman fanta yang dibawa oleh orang terisebut tumpah dan mengenai seragam Nia yang putih bersih. Wajah Nia kembali memerah. 
Dengan kesal, Nia berdiri dari tempat duduknya dan siap melancarkan serangan.
“oh my God…...Alien!!!” teriak Nia dengan bola mata yang hampir keluar, dia sama sekali tak menyangka akan bertemu orang itu lagi. Ya, seseorang yang membuat impian Nia untuk menjadi seorang Dancer hancur berkeping-keping.
“kamu ngga bosan ya gangguin hidup Aku! ngga di luar, ngga disini, kamu tuh selalu ngacauin hidup aku” Sambil bertolak pinggang, Nia mengeluarkan suara macannya.
“maaf ya!saya sama sekali tidak sengaja” Fikri cepat-cepat berdiri dan membetulkan posisi kacamatanya.
“kamu cewe yang kemarin kan?” Fikri terlihat kaget dan terbata-bata.
“iya!kanapa? akhirnya kamu sadar kan kalau kamu memang pembawa sial buat aku” kemarahan Nia semakin menjadi-jadi, sekarang Nia persis seperti harimau yang siap menerkam sang musang.
“maaf ya!Saya memang ceroboh, tapi Saya sama sekali ngga bermaksud buat kamu sial terus” Fikri memelas dan terus memegangi lututnya yang sakit.
“udah deh…mending sekarang kamu nyingkir dari hadapan aku, sebelum kesialan lain menimpaku lagi” siswa-siswi lain yang mendengar pertengkaran itu pun terus berkerumun. Bagaimana tidak! Volume sound system Nia sekarang lagi oke-okenya.
“sekali lagi maaf ya! Saya benar-benar tidak sengaja” Fikri kemudian berlalu dengan wajah yang masih meringis kesakitan, sepertinya tangannya terluka akibat jatuh tadi.
“jadi yang kamu maksud sebagai Alien itu Fikri!” Tanya luna yang dari tadi hanya bisa bengong menyaksikan keganasan Nia.
“iya! Si Alien pembawa sial”jawab Nia diiringi dengan wajah ketusnya.
“dia itu bukan pembawa sial kali, asal kamu tahu Ni, Fikri itu sisiwa teladan disini, dia itu ketua Rohis lho!”Endy menimpali.
“Mau ketua Rohis kek, ketua geng kek, Aku ngga perduli, pokoknya Aku ngga bakalan tinggal diam dengan semua ini”
“maksudnya kamu pengen balas dendam?”
Nia sama sekali tak menjawab pertanyaan Luna, dia hanya tersenyum sinis dan kembali kekelas. Akhirnya tak ada lagi acara makan bakso bersama siang itu. Semua hancur berantakan gara-gara kemunculan si Alien, ups...maksudnya Fikri!
***
Siang ini, matahari sungguh tak bersahabat, radiasi panas yang dipancarkannya serasa memanggang mahkluk bumi hidup-hidup. Sepertinya lapisan Ozon diatas sana semakin tipis saja. Dengan malas Nia melangkahkan kakinya ke gerbang sekolah untuk menunggu mang Ujang, sopir yang selama ini setia mengantar dan menjemput Nia di sekolah. Belum lagi sampai di gerbang, mata Nia tertuju pada sebuah sepeda onthel yang terparkir di bawah pohon. Tanpa butuh peralatan detektif, Nia langsung tahu bahwa sepeda itu adalah milik Fikri. Sepertinya Bisikan setan mulai menyeruak di telinganya. Sekarang sama sekali tak terdengar suara peri yang membisikkan kebaikan. Bak maling yang mengendap-ngendap, Nia mendekati sepeda onthel itu dan Puss….satu sentuhan saja, ban sepeda itu mulai mengeluarkan Angin dan kempes.
Tanpa rasa bersalah, senyum Nia mengembang memperlihatkan kepuasan. Nia pun cepat-cepat menuju mobil jemputannya sebelum orang lain melihat perbuatan terkutuknya.
Sementara itu, Fikri yang biasanya pulang dengan menunggangi sepeda onthel perkasa kesayangannya, sekarang harus jalan kaki sambil membawa sepedanya. Belum lagi matahari yang sangat terik, hampir membuat Fikri pingsan kehausan.
“Akh, sepertiya sepeda ini sudah tua dan butuh pensiun” Gumam Fikri dalam hati sambil terus menyeka peluh yang dari tadi bercucuran diwajahnya. Agaknya Fikri sama sekali tak tahu kalau yang mengempeskan ban sepedanya adalah Nia, sang Harimau dari kota hujan!

***
Akhirnya malam minggu pun tiba, Its time to party!!! 
Nia pun sibuk memilah-milah pakaian yang hendak dikenakannya malam ini. 
Biasanya Luna dan Endy selalu menjadi bagian dari pesta itu, tapi malam ini, sepertinya Nia harus berangkat sendiri. Kedua sahabatnya itu ternyata punya agenda keluarga yang tak bisa ditinggalkan. Walaupun tanpa Luna dan endy, Nia tetap bersemangat menyambut week end ini. Dengan stelan gaun merah yang super mini, Nia menstater mobilnya dan siap untuk berpesta.
Lagi-lagi nasib baik ternyata tak berpihak pada Nia, padahal saat itu, fikri sama sekali tidak berada di dekat Nia kok! belum sampai di tujuan, mobilnya mendadak cengeng dan akhirnya mogok di tengah jalan. Keganasan dan keberanian Nia yang selalu diperihatkannya saat sedang menghadapai Fikri, sekarang minggat tak berjejak. Bagaimana tidak, sekarang mobilnya mogok di daerah yang sama sekali tak berpenghuni. Belum lagi daerah itu terkenal sebagai daerah yang rawan kejahatan. Nia melihat ke kaca spion dan alangkah kegetnya dia ketika melihat denga samar-samar, seorang laki-laki sedang memperhatikan mobilnya dari belakang. Nia tak berani lagi untuk melihat lebih jelas, dia hanya duduk diam di mobilnya dengan menutup mata sambil mulutnya terus komat-kamit membaca Al-Fatihah, satu-satunya surat yang dihapalnya, itu pun karena waktu liburan dikampung dia dipaksa oleh nenekna untuk menghapal Al-Fatihah.
Kini jantung Nia hampir rontok karena takut. Langkah kaki orang itu semakin jelas mendekati mobil Nia, nia terus mengulangi bacaan fatihahnya sambil terus menutup mata. 
Tok..tok…!si lelaki misterius kemudian mengetuk kaca mobil Nia. Sekarang, Nia benar-benar ketakutan, Nia menahan nafasnya sejenak sebelum memberanikan diri untuk membuka mata.
“Nia kan?” Nia terperanjat melihat sosok yang berdiri di hadapannya sekarang.
“Fikri!!! Kamu emang seneng ya bikin Aku takut” teriak Nia dengan wajah yang masih diliputi rasa takut, dan tentu saja masih dengan topeng keganasan yang selalu dikenakannya saat menghadapi Fikri. 
Tapi sekarang, Nia agak lega dengan kedatangan Fikri. Ya, walaupun kedatangan Fikri saat itu tidak diundang dan tak diharapkan, tapi paling tidak yang menemukannya terlantar dipinggir jalan adalah orang yang dikenalnya. Coba yang tadi orang lain, mungkin Nia udah pipis di celana karena tak sanggup menahan rasa takut.
“mobilnya mogok ya?, kalau kamu ngga keberatan Saya bisa nganterin kamu pulang!” Fikri mencoba menawarkan bantuan.
“ngga usah! Aku sama sekali ngga sudi pulang sama kamu, apa lagi harus numpang di sepeda onthel kamu!” tolak Nia dengan ketus.
“Tapi kamu kan cewe’!ngga baik cewe di tengah jalan sendirian di malam hari kayak gini. Apa lagi disini kan daerah rawan kejahatan Ni!” Fikri mencoba membujuk.
“Ah...bilang aja kamu mau cari kesempatan dalam kesempitan kan?” Nia memasang wajah curiganya. Sebenarnya Fikri sama sekali tak punya niat apa-apa terhadp Nia, coba saja Fikri dari kecil tidak diajari tentang tolong menolong, Dia juga ogah buat nolongin si harimau betina. Apa lagi Fikri paling anti sama yang namanya berdua-duaan (Anti kuman... kali).
Tapi akhirnya Nia nyerah juga! Walau bagaimanapun ganasnya seorang Nia, tetap saja dia ketakutan kalau harus sendirian di tengah jalan yang sepi kayak gini. Dengan berat hati Nia pun ikut pulang dengan Fikri, dan tentu saja dibonceng dengan sepeda onthelnya. “Ya tuhan…ternyata sepeda onthel inilah yang menolongku disaat mobil canggihku tak bisa berbuat apa-apa, padahal kemarin Aku udah jahat banget sama ni sepeda” Gumam Nia dalam Hati sambil mangusap sadel sepeda onthel milik Fikri. Tapi ada satu hal yang membuat Nia merasa heran, Dia tak pernah menyangka akan merasa nyaman duduk di sepeda onthel yang dibawa Fikri. Ada perasaan Aneh yang menyergapnya. ya, perasaan yang tak pernah dia rasakan sebelumnya. “oh Tuhan…perasaan Apa ini? Apa mungkin ini yang dinamakan cinta?” Nia tak sanggup menyembunyikan perasaannya, sampai-sampai, sekarang dia nyengar-nyengir sendiri kayak orang gila. “Akh, tapi tidak! Masa sih Aku jatuh Cinta sama orang kayak gini, kayak ngga ada cowok lain aja!” Nia mencoba mencoba meyakinkan perasaannya.

***
Dering weker membangunkan Nia dari tidurnya. Dia pun melakukan aktivitas rutinnya sebelum beranjak dari tempat tidur. Menggeliat-geliat beberapa menit, lalu melakukan sit-up sebentar. Suara petir diluar sana menyambar-nyambar, langit pun tak kuasa menahan beratnya Awan hitam, hingga Akhirnya berjatuhanlah tetesan-tetesan air dari atas sana. Hujan-hujan kayak gini, emang yang paling enak dilakukan adalah tidur. Tapi tidak bagi Nia, hari ini dia sangat bersemangat untuk kesekolah. Dari semalam dia sama sekali tak bisa tidur dengan tenang untuk menuggu hari ini tiba. Memang benar kata pepatah, kalau jarak benci dan Cinta itu hanya setipis kulit bawang. Buktinya, Rasa benci Nia pada Fikri mendadak berubah menjadi rasa Cinta dan sayang.
Sejak kejadian malam itu, sikap Nia ke Fikri memang berubah 180 derajat. Walaupun malam itu, yang datang untuk menolong Nia bukanlah seorang pangeran berkuda putih, tapi setidaknya, kedatangan Fikri dan si sepeda onthel sudah cukup mewakili semuanya. Tapi Nia bingung bagaimana caranya menaklukkan hati Fikri. Masalahnya Fikri tak pernah memberikan sinyal lampu hijau pada Nia. Setiap Nia mengajaknya untuk jalan bareng, Fikri selalu menolak dengan alasan yang tidak jelas, dia hanya bilang “Tidak baik perempuan dan laki-laki yang bukan muhrim berduaan!” Nia semakin tidak mengerti, dia tidak mengerti apa itu muhrim, dan bagaimana hukumnya dalam islam.
Nia terus melangkahkan kaki menuju ke gerbangng sekolah, dengan wajah yang berseri-seri dan bibir yang terus menebar senyum, sangat jelas hari ini adalah hari yang istimewa bagi Nia. Hari ini dia memang berencana untuk menyatakan semua isi hatinya pada Fikri.
“Fikri!! Tunggu” teriak Nia. Fikri yang tadi hendak memarkir sepedanya menghentikan langkahnya mendengar teriakan Nia.
“Ada apa Ni?” sambil terus menunduk, Fikri menjawab sapaan Nia
“Aku mau ngomong sesuatu! Sebelumnya, Aku minta maaf ya! selama ini Aku udah jahat dan galak sama kamu. Tapi sekarang Aku sadar itu salah. Dan asal kamu tahu, sejak kamu nolong Aku malam itu, Aku merasakan perasaan Aneh yang tak pernah kurasakan sebelumnya. Dan Aku yakin kalau itu Cinta. Dan Aku harap kamu juga merasakan hal yang sama sepertiku” jelas Nia dengan sangat Antusias.
“Jangan terlalu yakin dengan perasaan kamu, karena sangat sulit membedakan antara suara hati dan nafsu” jawab Fikri sambil terus mengulum senyum. Tanpa berkata apa-apa lagi fikri mengambil sebuah bingkisan kecil dari dalam tasnya dan menyerahkan bungkusan itu pada Nia. Nia hanya bisa terdiam dan berdiri kayak patung. Lidahnya kelu dan tak bisa berkata apapun. Fikri pun meninggalkan Nia tanpa memberi jawaban pasti.
Sampai di kelas, Nia membuka bingkisan kecil yang di berikan Fikri, walaupun dia masih bingung dengan sikap Fikri tadi, tapi Nia mencoba untuk berpositive Thinking. Kebingungan Nia semakin bertambah ketika melihat isi bingkisan itu. Jilbab dan sebuah buku kecil “Muslimah, dimana Identitasmu?” ya, seperti itulah judul bukunya. Nia mencoba membuka buku itu lembar demi lembar, dan akhirnya Nia mengerti kenapa Fikri bersikap seperti itu, dan kenapa Fikri tak mau pacaran. Tak sadar Air mata Nia mulai menetes dan semakin lama semakin deras. Tapi air matanya itu cukup untuk membasahi hatinya yang telah kering selama ini. Sekarang perasaan aneh itu muncul lagi! Tapi sekarang perasaan Aneh itu bukan untuk seorang Fikri. Tapi untuk suatu dzat yang belum bisa Nia pahami.

From :

Jumat, 25 Februari 2011

Alien Bingung

June 23rd, 2007 by friedawidyasari


Alien ini dibuang ke bumi...
Dibuang untuk bergabung dengan manusia. 
Dibuang karena terlalu mirip dengan manusia. 
Dibuang dengan cara dilahirkan oleh manusia dengan cara manusia normal melahirkan.
Sebelum dibuang, alien mendapat pesan untuk membuat manusia senang. 
Bos alien akan selalu memberi petunjuk tentang apa yang harus alien lakukan. 
Jika salah sedikit atau jika alien tidak mendengarkan bos, alien akan langsung mendapatkan imbalannya. Bos alien bilang imbalannya sangat tidak menyenangkan, agar setimpal dengan tindakan alien yang telah membuat manusia tidak senang. 
Alien tidak mau dapat imbalan seperti itu. Alien harus bisa tahu keinginan manusia. 
Alien tidak boleh egois. Alien harus melihat ke luar.


Alien senang berada di bumi, bersama manusia, berteman dengan manusia. 
Alien sadar alien mirip manusia, tapi kadang alien masih tidak seperti manusia, contohnya alien sulit menangis. Organ tubuh alien juga banyak yang error. Tapi alien tidak marah karena telah dibuang ke bumi.
Di pikiran alien, ada dua tipe manusia. 
Pertama adalah tipe yang sangat langka, yaitu manusia yang membuat alien semakin merasa benar-benar seperti manusia. Alien senang bertemu manusia seperti ini. Contohnya mama dan beberapa orang lain. 
Kedua adalah manusia yang membuat alien merasa kembali menjadi alien, manusia yang menganggap alien aneh. Sebenarnya alien sering merasa manusia itu aneh. Alien dan manusia memang berbeda. Wajar kalau saling menganggap aneh.
Alien sulit mengungkapkan apa yang dia mau dengan bahasa yang mudah dipahami manusia, baik bahasa suara, bahasa tubuh, bahasa mata, bahasa mimik, bahasa tulisan. 
Manusia sering tidak mengerti apa yang alien maksud. 
Kalau alien mengungkapkan sesuatu dengan cara alien, alien bisa berperang dengan manusia. Kaum manusia bisa membenci kaum alien. 
Kaum alien akan lebih membenci alien karena membuat kaum manusia membenci mereka. Padahal alien sangat cinta damai dan yang alien tahu, alien masih terlalu sayang pada teman-teman manusianya alien. 
Lebih baik manusia merasa senang daripada tahu apa yang alien mau karena alien tidak tahu cara yang benar untuk memberi tahu mereka. 
Alien tidak mau berperang dengan manusia. Alien tidak mau manusia benci alien. 
Alien sedih. Alien masih ingin berteman dengan manusia. 
Alien dan manusia harus selalu berdamai. Tapi alien juga tidak senang bila ada manusia-manusia yang merasa ’di atas angin’. 
Alien masih punya perasaan. Alien masih punya keinginan. Alien masih tahu apa yang bisa membuat alien sedih, senang, kecewa, puas.
Alien semakin tidak mirip manusia. Alien bosan. Kehidupan manusia hampir semuanya semu. Tidak ada hal-hal yang pure lagi. 
Alien tidak senang. Alien lebih senang berteman dengan benda mati. Alien lebih sering bahagia kalau tidak berdekatan dengan benda hidup. 
Alien semakin tidak tahu cara membuat manusia senang. Alien sangat egois. 
Alien ingin kembali ke tempat asal alien. Alien ingin minggat dari bumi ini.
Hal yang sangat ingin alien alami saat meninggalkan bumi tempat manusia hidup ini adalah dibakar di pantai pasir putih yang tenang dan damai. Lalu abu alien ditebar di seluruh penjuru bumi karena alien masih suka melihat isi bumi ini, menurut alien bagus. Tapi alien tidak tahu di mana tempat asal alien. Alien tidak tahu bagaimana caranya menuju ke sana. Alien terjebak di bumi. Bos alien bilang tugas alien belum selesai. Alien masih harus bertahan hidup di bumi.
alien bingung...

Kamis, 17 Februari 2011

Tetangga Saya Mungkin Alien

Oleh : Yoga Permana Wijaya



Kisah ini sebenarnya jadul sih, sebab terjadi sejak jaman dulu kala. Kira-kira terjadi ketika saya masih duduk di bangku kelas 5 SD. Dan beruntung saya itu “duduk” dibangku SD bukan “tidur” dibangku SD, saya bukan seorang pemalas ketika masih SD. Waktu itu internet belum semarak sekarang. Orang-orang ketika itu masih ketinggalan informasi, bahkan informasi panas tentang Manohara dan pangeran Kelantan sekalipun pada saat itu mereka tidak tahu. Entah karena belum maraknya teknologi informasi atau entah karena kejadian sekitar Manohara itu belum terjadi, namun lebih logis karena waktu itu belum ada internet. Yang terjadi itu adalah tidak pasti, maka lebih logis percaya hal yang pasti.
Dulu saya memiliki tetangga yang mengaku kepada saya katanya berasal dari Batak dan dia tidak bisa berbahasa Sunda. Saya seorang yang beruntung ketika itu karena diberi kesempatan oleh Tuhan untuk bisa mengejek tetangga tanpa takut menyinggungnya karena dengan bahasa Sunda saya bisa mengejek dia tanpa bisa dia mengerti. Tapi bodohnya saya ketika itu karena telah menyia-nyiakan kesempatan seperti itu. Yang namanya kesempatan ternyata tidak muncul dua kali akan tetapi muncul beberapa kali, hanya saja saya tidak pernah bertemu lagi dengan kesempatan yang sama untuk kedua kali apalagi ke tiga, keempat dan berulang kali.
Tetangga saya itu dalam kisah ini adalah baru saja menempati rumah disamping rumah saya, alias pindahan dari negara Jakarta. Saya pikir Jakarta itu dulu adalah sebuah negara lain yang berada di negara Indonesia, karena didepannya ada istilah lain yakni DKI, itu hampir mirip seperti istilah DI (daerah istimewa) semisal Daerah Istimewa Yogyakarta. Namun ternyata faktanya bukan seperti itu, kini saya sadari akhirnya betapa bodohnya saya waktu itu. Tentu saja waktu itu, karena waktu sekarang saya sudah pintar .
Kembali ketopik (maaf buat Topik, saya lancang karena menyebut2 nama kamu dan bukan sebagai tokoh utamanya), Si tetangga saya itu membawa dua ekor anjing bodoh yang sepertinya tidak pernah lulus Sekolah Dasar sama sekali dan anjing-anjing itu hanya bisa mengonggong saja. Ke dua anjing yang bernama Glen dan Robert itu selain membuat ribut mereka juga tidak mempunyai tata krama, mereka itu (kedua anjing) bahkan seingat saya tidak pernah menyapa say hello ataupun bermuka manis sama sekali dihadapan saya yang seorang tetangga dekatnya. Hal ini diperburuk juga oleh atmosfir kampung saya yang mengklaim bahwa anjing itu najis, ini semakin memperburuk keadaan hubungan sosial saya dengan anjing-anjing itu.
Di suatu hari yang sangat cerah, panas dan terik, saya baru saja pulang sekolah. Dalam keadaan seperti itu biasanya saya tidur siang didalam rumah, karena tidur siang diluar rumah sangat tidak memungkinkan untuk kesehatan kulit saya yang putih. Dalam keadaan lelah serta kondisi pikiran yang belum 100% (waktu itu belum ada mizone, oh maaf sebut merk) ternyata kedua ekor anjing tetangga sebelah terus-menerus mengonggong tiada henti dan tentu sangat mengganggu jalannya tidur siang saya (sebenarnya saya tidak tidur berjalan). Tentu dalam kondisi seperti itu saya pun menjadi kesal. Saya keluar rumah dan memberanikan diri untuk membentak kedua anjing itu agar berhenti mengonggong, saya yang masih bodoh ketika itu karena belum mampu menggunakan bahasa selain bahasa Sunda dan Indonesia lupa bahwa meneriaki anjing itu masih dengan bahasa manusia yang tidak dapat dimengerti anjing. Harap dimaklumi saya bukan anjing, sialnya anjing bodoh itu juga tidak mengerti bahasa selain bahasa anjing.
“Anjing Maneh Siah!!.. Dasar anjing!!” itu teriakan saya kepada anjing-anjing itu yang berarti “Anjing luh!!… dasar anjing!!” teriakan itu begitu kerasnya. Namun tanpa sopan santun kedua anjing tetap tidak bergeming seolah-olah tidak menghiraukan perkataan saya. Tanpa terlihat sebelumnya di halaman rumah sebelah itu ternyata tetangga saya yang mengaku dari Batak itu berdiri tak jauh dekat kedua anjing itu bercengkrama. Dan entah mengapa mukanya merah padam dengan mata melotot seolah-olah seperti anjing ingin mencoba mengigit saya yang ganteng ini. Mungkin dia marah karena merasa Ge-eR di teriaki anjing oleh seorang bocah seganteng saya.
Dan saya yang bodoh ketika itu mengira kalau tetangga saya sebenarnya adalah alien dari luar angkasa, kedua anjing itu mungkin adalah majikan tetangga saya, dan tetangga saya itu adalah anjing peliharaannya kedua anjing itu. Bodoh ketika itu karena ketika sekarang saya sudah pintar. Sekarang saya sadar, bahwa betapa pentingnya arti sebuah komunikasi. Oh dan ternyata dugaan saya tentang tetangga saya alien itu benar, karena baru saja saya membaca artikel di Internet bahwa ditemukan planet seperti bumi digalaksi lain. Hipotesis otak saya yang jenius ini mengatakan, tetangga saya itu berasal dari planet yang mirip bumi itu, dan mungkin saja nama planetnya itu adalah planet Batak.
From : Blog Yoga Permana Wijaya 

Selasa, 15 Februari 2011

Surat Cinta #5: Dear Alien..

January 26, 2011


Surat Cinta #5: Dear Alien..

Dear Alien..

Salam kenal.
Terima kasih telah mampir ke bumi. Perkenalkan, aku adalah salah satu penghuni planet ini. Mungkin agak berbeda dengan makhluk-makhluk di tempatmu tinggal. Tapi tenang saja, aku takkan menyakitimu atau berusaha menculikmu untuk ditebus dengan uang. Karena yahh, kurasa di planetmu tidak ada alat tukar menukar semacam itu. Dan sekalipun ada, pastinya tidak laku di sini.
 

Aku jadi ingat salah satu film Bollywood yang menceritakan tentang persahabatan manusia dengan alien. Entah apa judulnya aku lupa. Yang kuingat, manusia itu jadi lebih pintar dan kuat setelah berteman dengan makhluk asing. Well, agak absurd memang, tapi aku penasaran juga. Apa kau bisa membuatku jadi lebih pintar kalau kita berteman?

Ah, lupakan saja. Aku tau kau pasti bukan penggemar film-penuh-adegan-menari-keliling-pohon itu. Tapi ngomong-ngomong, aku ingin tau seperti apa planetmu. Apa di sana ada bioskop, shopping center, dan food court? Dalam bayanganku, dunia kalian serba elektronik. Jauh lebih canggih dari negara-negara adikuasa di bumi. Semua serba otomatis, bahkan makanan pun tidak dimasak secara manual. Kalau iya, aku ingin sekali berkunjung ke sana.

Anyway, apa kau juga dianugerahi perasaan-perasaan tertentu seperti kami? Perasaan yang bisa membuat tai kucing jadi rasa cokelat, dan selai kacang menjadi hambar. Semacam jatuh cinta dan patah hati, maksudku. Kau tau bagaimana rasanya? Kalau tidak, beruntung lah kau. Aku iri sekali denganmu. Atau malah kau pikir itu sebuah kesialan karena tidak pernah merasakan dahsyatnya jatuh cinta?

Ya, kau benar. Jatuh cinta memang sangat indah. Salah seorang temanku pernah bilang, "Cinta selalu berhasil menciptakan bentuk-bentuk kebodohan baru". Kebodohan yang tidak masuk akal, kataku. Kadang cinta membenarkan apa yang seharusnya salah, atau sebaliknya, menyalahkan apapun yang sudah benar. Karena cinta punya dasar pemikiran sendiri yang bersumber dari hati, bukan otak. Itulah kenapa orang-orang yang jatuh cinta sering terlihat bodoh, bahkan mendekati gila.

Tapi jangan kau tanya seperti apa rasanya patah hati. Sangat menyiksa, sungguh. Mendadak kau seperti punya sumber air mata yang takkan habis meski terus saja mengalir. Kau hanya bisa meringkuk di sudut kamarmu sambil menangisi semuanya, dia dan kenangan kalian yang mulai memudar. Kalau sudah begini, kurasa kau takkan mau jatuh cinta lagi.

Cinta itu ibarat candu. Kau tau akhirnya mungkin akan penuh luka, tapi tetap saja kau mengulanginya. Jatuh cinta, bahagia, patah hati, menangis, lalu lupa begitu saja, dan kau mulai jatuh cinta lagi dengan yang lain. Begitu seterusnya, sampai hatimu menemukan pelabuhan terakhir yang bisa membuatmu berhenti.

Dan kau tau, Alien.. Aku mulai lelah. Rasanya sudah cukup perjalananku selama ini. Aku ingin bertemu dengan pelabuhan terakhirku, lalu tinggal di sana selamanya. Hidup damai tanpa terusik oleh bayang-bayang masa laluku. Ah, aku tak sabar menunggu saat itu tiba. Pasti menyenangkan sekali bisa seperti itu.

Baiklah, sekian surat dariku. Aku paham kalau mungkin kau tak mengerti karena perbedaan bahasa kita. Tapi coba saja kau gunakan google translete, mungkin bisa membantu. Oh ya, sekedar saran untukmu. Lain kali kalau berkunjung ke bumi lagi, jangan landing di sawah lah. Itu sama sekali tidak keren. Cobalah untuk mendaratkan UFO-mu di bawah Menara Eiffel atau di dekat sungai-sungai yang membelah Venesia. Lebih romantis, menurutku.

Sampai jumpa.

Ttd.

Dessy

Rabu, 02 Februari 2011

schizophrenia

Hari ini aku menyelamatkan seorang anak kecil dari sengatan ribuan alien ganas. Aku adalah pahlawan! Alien-alien itu mengerubuti dan menggerogoti tubuh anak malang itu dan parahnya para alien mampu menghipnotis korbannya sehingga dia tidak merasakan kematian yang datang secara perlahan. Dia bahkan tidak merasakan sakit.

Bahkan efek hipnotis alien sanggup membius mata orang-orang di sekitar sehingga tidak ada satupun yang sadar, hanya aku! Ya!!! Hanya akulah yang mampu melihat kenyataan ini, hanya akulah saksi mata penyerbuan alien ganas itu, dan hanya akulah yang sanggup menyelamatkan nyawa anak kecil itu dari taring-taring tajam para alien. Hanya aku! Karena aku istimewa..

Dan itulah yang aku lakukan, aku berlari sekuat tenaga dan aku hancurkan alien-alien yang menempel di sekujur tubuh anak itu dengan sepotong kayu di tanganku. Darah mereka muncrat kemana-mana, tubuhku berbau amis oleh darah mereka. Darah yang berwarna hijau. Aku puas melihat tubuh alien itu hancur. Dan aku berteriak, “Lihat! Mereka sudah mati!!! Semuanya baik-baik saja, anak ini selamat!”

Dan orang-orang itu memandangku ketakutan, ada beberapa yang berbadan besar menghampiriku dengan sinar mengancam, mereka mengurungku, “Tidak apa-apa. Aku sudah membunuh mereka. Anak ini sudah selamat, dia baik-baik saja”

Sepertinya mereka tidak paham dengan apa yang aku ucapkan, ah…alien telah menghipnotis mereka. Tiba-tiba ada serangan keras yang mendarat di kepalaku membuatku pingsan. Siang ini aku terbangun dan berada di ruangan pengap ini. Mereka mengenakan sebuah jaket berwarna putih yang membuat tubuhku tidak mampu digerakkan. Mereka ternyata terlalu kuat untuk kuhadapi sendiri, para alien itu bahkan telah berhasil menyanderaku.

Aku harus mampu keluar dari tempat ini. Manusia membutuhkan aku. Hanya akulah yang sadar tentang serbuan para alien ganas, dan hanya akulah yang sanggup menyelamatkan dunia!

Karya : linduaji sukowati

From : http://ikiakukok.wordpress.com/2009/12/10/schizophrenia/#more-574